Fakta Bintang
Bintang merupakan objek alam semesta yang dapat memancarkan cahayanya sendiri akibat dari adanya fusi nuklir di intinya. Ada begitu banyak bintang di alam semesta, yang mungkin jumlahnya tak terhitung. Tapi, seberapa jauh Anda mengenal bintang-bintang?
Pertama, Bintang Tidak Butuh Oksigen untuk Bersinar
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana bintang dapat menyala di ruang hampa udara? Bukankah di luar angkasa tidak ada oksigen untuk menyalakan api? Tapi sepertinya pertanyaan tersebut keliru, bintang bukan gumpalan api besar seperti api di Bumi.
Sinar terang yang dipancarkan oleh bintang-bintang di alam semesta merupakan akibat dari suatu proses yang sama halnya seperti yang terjadi pada sebuah bom atom; yakni inti bintang mengubah zat menjadi sumber tenaga.
Hal ini berbeda dengan proses pembakaran di Bumi yang butuh oksigen. Pembakaran mengubah satu zat menjadi bentuk zat yang lain. Tetapi bila zat itu diubah menjadi sumber tenaga, maka hanya diperlukan sedikit sekali zat untuk menghasilkan satu jumlah tenaga yang besar. Satu ons zat itu dapat menghasilkan sejumlah tenaga yang bisa meleburkan lebih dari sejuta ton batu-batuan.
Intinya, cahaya dan panas dari sebuah bintang itu berasal dari reaksi fusi. Dari reaksi itulah terjadi panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Dengan kata lain, bintang tidak terbakar dari reaksi oksidasi, melainkan reaksi fusi tadi. Reaksi fusi adalah proses penggabungan dua atom yang "ringan" (hidrogen) menjadi sebuah atom yang lebih "berat" (helium).
Matahari. Kredit: NASA/SOHO |
Kedua, Bintang Terdekat Bumi Adalah...
Sebagian dari Anda mungkin akan menjawab Proxima Centauri sebagai bintang terdekat Bumi. Kenyataannya, Matahari lah yang merupakan bintang terdekat Bumi. Matahari adalah jenis bintang Deret Utama G2V yang bersinar dengan warna putih. Matahari berjarak sekitar 150.000.000 kilometer (dibulatkan) dari Bumi, hal ini membuat ia menjadi bintang terdekat.
Lain halnya dengan Proxima Centauri, ia merupakan bintang terdekat Tata Surya kita. Jaraknya adalah sekitar 39.900.000.000.000 kilometer (dibulatkan) jauhnya. Bila kita ingin mengunjungi Proxima Centauri dengan teknologi roket tercepat yang kita miliki saat ini, kita masih butuh ribuan tahun untuk mencapainya.
Ketiga, Bintang yang Berkelap-kelip
Ketika sedang mengamati bintang-bintang di langit malam, kita akan menemukan bahwa bintang-bintang tersebut tampak berkelap-kelip. Apa penyebabnya?
Faktanya, bintang tidak berkelap-kelip, cahayanya bahkan cenderung stabil. Mereka tampak berkelap-kelip hanya jika dilihat dari permukaan Bumi kita saja. Kelap-kelip bintang di langit merupakan efek dari atmosfer Bumi kita.
Ketika cahaya dari bintik bintang di langit malam memasuki atmosfer kita, cahaya kecil tersebut dipengaruhi oleh turbulensi di atmosfer yang memiliki temperatur dan kepadatan yang berbeda. Hal ini menyebabkan cahaya dari bintang seolah berkelap-kelip. Tapi jika kita mengamati bintang dari luar angkasa, maka cahayanya akan lebih tenang.
Keempat, Ada Berapa Banyak Bintang?
Seperti yang sudah disinggung di atas, tak ada yang mengetahui secara pasti ada berapa jumlah bintang di alam semesta. Yang pasti sejauh ini diketahui, bintang-bintang tidak tersebar secara acak di luar angkasa, mereka cenderung berkumpul dalam kelompok-kelompok besar yang dikenal sebagai galaksi.
Matahari kita misalnya, ia merupakan bintang milik sebuah galaksi yang disebut Bimasakti. Para astronom memperkirakan ada sekitar 100 ribu juta bintang di galaksi Bimasakti saja. Di luar itu, ada miliaran galaksi lain yang memiliki ratusan miliar bintang pula.
Untuk menghitung bintang di alam semesta adalah seperti mencoba untuk menghitung jumlah butiran pasir di seluruh pantai yang ada di permukaan Bumi. Kita bisa menghitung jumlah pasir di pantai Bumi dengan mengukur luas seluruh permukaan pantai, dan menentukan kedalaman rata-rata lapisan pasir di setiap pantai.
Jika kita andaikan ada 10¹² bintang di satu galaksi dan ada 10¹² galaksi di alam semesta, berarti ada sekitar 10²⁴ bintang secara keseluruhan. Namun perlu dicatat, itu hanya perhitungan kasar, lagi pula jumlah bintang dalam satu galaksi tidak selalu sama. Menghitung secara manual memang suatu hal yang mustahil. Dan kami rasa orang yang mencobanya sudah melewati garis kewarasannya.
Bentangan galaksi Bimasakti dan bintang-bintangnya di langit VLT, Cile. Kredit: ESO/M. Kornmesser |
Kelima, Bahan Pembentuk Bintang Adalah Bahan Daur Ulang
Terbuat dari apakah bintang-bintang di alam semesta? Diketahui, bintang terbuat dari gas yang sangat panas. Gas ini sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, yang merupakan dua elemen paling ringan. Bintang bersinar dengan membakar hidrogen menjadi helium di inti mereka seperti yang sudah dijabarkan pada fakta kedua di atas.Nah, itulah lima fakta menarik tentang bintang di alam semesta. Jangan sampai salah kaprah lagi ya!
Kebanyakan bintang memiliki sejumlah kecil elemen yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, oksigen, dan zat besi. Setelah bintang kehabisan bahan bakar, ia bakal menyemburkan banyak materialnya ke segala arah di ruang angkasa, yang menyebabkan bintang-bintang baru mulai terbentuk kembali dari semburan material ini. Dengan kata lain, material di dalam sebuah bintang adalah hasil daur ulang dari bintang pendahulunya.
Luar biasa
BalasHapusAmazing
BalasHapusWow baru aku tahu
BalasHapuswowwww
BalasHapusTambahan ilmu
BalasHapusnicee
BalasHapusBenarkah bintang jatuh bisa mengabulkan permintaan kita? Jelasin dong min
BalasHapusBagaimana dengan rasi bintang?
BalasHapusMantap min
BalasHapusWahhh
BalasHapusLalu mengapa bintang bisa membentuk suatu rasi bintang?
BalasHapus